Hello, readers!

Foto Saya
Neda
Fatna Hendry Ayuneida. Thanks for visit, guyz
Lihat profil lengkapku

Senin, 11 Januari 2016

Pria favoritku.

0 komentar

Pagi ini, kamu, favoritku, masih mengerjakan tugasmu semalam suntuk. Dengan kondisi yang kurang baik dan kantuk yang sebenarnya tidak tertahankan. Dan aku, masih menemani kamu, mendengarkan semua keluhmu dan mengucapkan kata semangat yang selalu menjadi andalanku.

Hai, kita bertemu lagi.
3 tahun adalah waktu yang lama. Cukup lama untuk kita sama-sama bisa melupakan satu sama lain. Sama-sama bisa memulai hidup yang baru. Sama-sama bisa menemukan seseorang yang baru. Namun tidak. Tidak untukku, dan untukmu. Kita sama-sama tidak menemukan seseorang yang baru, karena ternyata Tuhan menjadikan kita satu [lagi]. Kamu, orang lamaku yang membuat hidupku menjadi baru. Kamu yang dulu sangat menjadi pria favorit setelah ayahku, kini kembali menjadi seperti itu. Kamu kembali, dan tetap menjadi tempat bersandar dan penghangat paling nyaman, sama seperti 3 tahun lalu.
Dengan semua kejutan sikap dan sifatmu sekarang, kamu kembali menjadi milikku. Teguh yang sekarang jauh lebih baik daripada Teguh yang ku kenal dulu. Teguh yang selalu menjadikan aku tanggung jawabnya, Teguh yang bisa melindungi aku dengan caranya, Teguh yang sangat menghargai aku sebagai wanitanya, Teguh yang apa adanya dan tidak munafik, Teguh yang berubah lebih baik dalam segala hal, dan Teguh yang menyayangiku. Katamu gitu, kan, Get?
Kamu masih sama seperti dulu, sedikit payah dalam menjadi seorang yang romantis, dan juara membuat aku meletakkan sayang yang besar, terlampau besar, kepada kamu.

Sekarang kita sudah sama-sama dewasa, Get. Tidak seperti 3 tahun lalu yang bahkan 17 tahun pun aku belum sampai. Bolehkah aku menaruh harapan besar kepadamu? Bisakah aku menyerahkan semua kepercayaanku kepadamu? Should I? Aku paham 3 tahun lalu kamu mengecewakan aku. Namun aku berharap itu hanya sebuah mimpi buruk dan kini aku sudah terbangun dari tidurku. Anganku denganmu, kelak, selalu terucap diujung percakapanku dengan Tuhan. Ku perbincangkan dengan Tuhan di akhir ibadahku, dan menjadi daftar tetap dalam doa-doaku.
Aku bukan Dwitasari yang setiap katanya mengandung makna dalam yang bisa membuat siapapun yang membacanya tersentak. Aku tidak sehebat itu, sayang. Aku hanya bisa mengatakan aku menyayangi kamu. Jauh lebih dari 3 tahun lalu. Jauh dari yang kamu tahu.
Thankyou for loving, caring, and inspiring me, Get. I love you, more than you will ever know.

Regards,
Me, that always loved you.

Senin, 11 Januari 2016

Pria favoritku.

Diposting oleh Neda di 13.03 0 komentar

Pagi ini, kamu, favoritku, masih mengerjakan tugasmu semalam suntuk. Dengan kondisi yang kurang baik dan kantuk yang sebenarnya tidak tertahankan. Dan aku, masih menemani kamu, mendengarkan semua keluhmu dan mengucapkan kata semangat yang selalu menjadi andalanku.

Hai, kita bertemu lagi.
3 tahun adalah waktu yang lama. Cukup lama untuk kita sama-sama bisa melupakan satu sama lain. Sama-sama bisa memulai hidup yang baru. Sama-sama bisa menemukan seseorang yang baru. Namun tidak. Tidak untukku, dan untukmu. Kita sama-sama tidak menemukan seseorang yang baru, karena ternyata Tuhan menjadikan kita satu [lagi]. Kamu, orang lamaku yang membuat hidupku menjadi baru. Kamu yang dulu sangat menjadi pria favorit setelah ayahku, kini kembali menjadi seperti itu. Kamu kembali, dan tetap menjadi tempat bersandar dan penghangat paling nyaman, sama seperti 3 tahun lalu.
Dengan semua kejutan sikap dan sifatmu sekarang, kamu kembali menjadi milikku. Teguh yang sekarang jauh lebih baik daripada Teguh yang ku kenal dulu. Teguh yang selalu menjadikan aku tanggung jawabnya, Teguh yang bisa melindungi aku dengan caranya, Teguh yang sangat menghargai aku sebagai wanitanya, Teguh yang apa adanya dan tidak munafik, Teguh yang berubah lebih baik dalam segala hal, dan Teguh yang menyayangiku. Katamu gitu, kan, Get?
Kamu masih sama seperti dulu, sedikit payah dalam menjadi seorang yang romantis, dan juara membuat aku meletakkan sayang yang besar, terlampau besar, kepada kamu.

Sekarang kita sudah sama-sama dewasa, Get. Tidak seperti 3 tahun lalu yang bahkan 17 tahun pun aku belum sampai. Bolehkah aku menaruh harapan besar kepadamu? Bisakah aku menyerahkan semua kepercayaanku kepadamu? Should I? Aku paham 3 tahun lalu kamu mengecewakan aku. Namun aku berharap itu hanya sebuah mimpi buruk dan kini aku sudah terbangun dari tidurku. Anganku denganmu, kelak, selalu terucap diujung percakapanku dengan Tuhan. Ku perbincangkan dengan Tuhan di akhir ibadahku, dan menjadi daftar tetap dalam doa-doaku.
Aku bukan Dwitasari yang setiap katanya mengandung makna dalam yang bisa membuat siapapun yang membacanya tersentak. Aku tidak sehebat itu, sayang. Aku hanya bisa mengatakan aku menyayangi kamu. Jauh lebih dari 3 tahun lalu. Jauh dari yang kamu tahu.
Thankyou for loving, caring, and inspiring me, Get. I love you, more than you will ever know.

Regards,
Me, that always loved you.

Thanks, readers.

Kalkulator KPR