Hello, readers!

Foto Saya
Neda
Fatna Hendry Ayuneida. Thanks for visit, guyz
Lihat profil lengkapku

Sabtu, 26 Juli 2014

Tentang Aku, Kamu dan Lori.

0 komentar


Hai, kamu, sumber inspirasi dari semua tulisan ini.

Aku tahu, kita yang kini mulai terbiasa bersama.
Aku tahu, kebersamaan itu membuat aku terlalu berharap lebih kepada kamu.
Dan aku juga tahu, sebaiknya aku membuang harapan ini cepat-cepat. Sejauh mungkin.

Kamu, yang awalnya aku hanya menganggapmu biasa saja, ternyata kamu salah satu yang luar biasa dalam hidupku.
Kamu, adalah hal baru yang membawa pengaruh besar dalam hidupku—dengan semua sifat dewasamu, yang mengajariku menjadi perempuan yang lebih mengerti arti hidup—yang perlahan masuk melalui celah hatiku yang masih sedikit menganga, karena baru saja ditinggal oleh penghuni lamanya. Kamu pintar. Pintar mencari kesempatan untuk masuk melalui pintu hatiku yang belum tertutup sempurna, Honey.

Tapi, aku tahu, aku hanya akan menjadi sekadar pengagummu, dari jauh. Dengan semua sifat dewasamu, sehingga aku selalu merasa terlindungi. Aku merasa, aku selalu mempunyai tempat untuk pulang dan bersandar ketika aku menemui kesulitan yang aku tidak bisa menanggungnya sendiri.

Dan, apakah kamu tahu? Aku selalu menanggung perasaan berat ketika aku mulai merasa nyaman bersamamu. Aku sangat tahu, kalau kamu sudah lebih dulu terlibat dalam kehidupan Lori. Sahabat, yang hampir menjadi saudara, karena kedekatanku yang terlampau jauh dengannya. Aku menyayanginya, dan dia juga pernah menyayangimu, yang mungkin sampai sekarang masih ada sisa-sisa perasaan sayang itu kepadamu. Ketika aku menulis ini, hanya bayanganmu dan Lori yang berganti-ganti dengan cepat di otakku. Saat ini, aku hanya ingin bisa menghentikan semua perasaanku kepadamu. Namun, semakin aku berusaha melupakan kamu, semakin otakku mengingat dengan kuat semua tentang kamu.

Sekarang, aku hanya mencoba mengikuti arus cerita panjang dan merepotkan ini. Yang di jalan akhirnya, kamu akan kembali bersama Lori, atau kamu akan membuat cerita baru denganku, atau mungkin dengan yang lain—tidak dengan aku ataupun Lori.

Aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu. Kalau kamu merasa bahagia, aku juga akan merasa bahagia, demi kamu. Dengan siapapun kamu kelak, terimakasih untuk semua pelajaran hidup yang sudah kamu ajarakan kepadaku. Untuk semua pendewasaan ini. Terimakasih, Hon.

Dari, Aku.

Sabtu, 26 Juli 2014

Tentang Aku, Kamu dan Lori.

Diposting oleh Neda di 08.42 0 komentar


Hai, kamu, sumber inspirasi dari semua tulisan ini.

Aku tahu, kita yang kini mulai terbiasa bersama.
Aku tahu, kebersamaan itu membuat aku terlalu berharap lebih kepada kamu.
Dan aku juga tahu, sebaiknya aku membuang harapan ini cepat-cepat. Sejauh mungkin.

Kamu, yang awalnya aku hanya menganggapmu biasa saja, ternyata kamu salah satu yang luar biasa dalam hidupku.
Kamu, adalah hal baru yang membawa pengaruh besar dalam hidupku—dengan semua sifat dewasamu, yang mengajariku menjadi perempuan yang lebih mengerti arti hidup—yang perlahan masuk melalui celah hatiku yang masih sedikit menganga, karena baru saja ditinggal oleh penghuni lamanya. Kamu pintar. Pintar mencari kesempatan untuk masuk melalui pintu hatiku yang belum tertutup sempurna, Honey.

Tapi, aku tahu, aku hanya akan menjadi sekadar pengagummu, dari jauh. Dengan semua sifat dewasamu, sehingga aku selalu merasa terlindungi. Aku merasa, aku selalu mempunyai tempat untuk pulang dan bersandar ketika aku menemui kesulitan yang aku tidak bisa menanggungnya sendiri.

Dan, apakah kamu tahu? Aku selalu menanggung perasaan berat ketika aku mulai merasa nyaman bersamamu. Aku sangat tahu, kalau kamu sudah lebih dulu terlibat dalam kehidupan Lori. Sahabat, yang hampir menjadi saudara, karena kedekatanku yang terlampau jauh dengannya. Aku menyayanginya, dan dia juga pernah menyayangimu, yang mungkin sampai sekarang masih ada sisa-sisa perasaan sayang itu kepadamu. Ketika aku menulis ini, hanya bayanganmu dan Lori yang berganti-ganti dengan cepat di otakku. Saat ini, aku hanya ingin bisa menghentikan semua perasaanku kepadamu. Namun, semakin aku berusaha melupakan kamu, semakin otakku mengingat dengan kuat semua tentang kamu.

Sekarang, aku hanya mencoba mengikuti arus cerita panjang dan merepotkan ini. Yang di jalan akhirnya, kamu akan kembali bersama Lori, atau kamu akan membuat cerita baru denganku, atau mungkin dengan yang lain—tidak dengan aku ataupun Lori.

Aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu. Kalau kamu merasa bahagia, aku juga akan merasa bahagia, demi kamu. Dengan siapapun kamu kelak, terimakasih untuk semua pelajaran hidup yang sudah kamu ajarakan kepadaku. Untuk semua pendewasaan ini. Terimakasih, Hon.

Dari, Aku.

Thanks, readers.

Kalkulator KPR